WARNA-WARNI

Kamis Putih, Paus Fransiskus Basuh Kaki 12 Narapidana

Paus Fransiskus membasuh kaki para narapidana selama kunjungan pribadi ke penjara Civitavecchia, barat laut Roma, Italia, Kamis (14/4/2022). (Foto: AFP / Vatican Media)
Paus Fransiskus membasuh kaki para narapidana selama kunjungan pribadi ke penjara Civitavecchia, barat laut Roma, Italia, Kamis (14/4/2022). (Foto: AFP / Vatican Media)


ROMA - Dalam ritual Kamis Putih, untuk memperingati Eukaristi Suci, Paus Fransiskus membasuh kaki 12 narapidana, di penjara dekat Kota Roma, Italia.

Angka 12 itu turut mencerminkan angka 12 orang yang hadir di Perjamuan Malam Terakhir bersama Yesus atau yang disebut The Last Supper.

Adapun pesan yang ingin disampaikan pihak Vatikan bahwa pembasuhan kaki melambangkan kerendahan hati, pelayanan dan perhatian Paus Fransiskus kepada orang-orang yang terpinggirkan dalam masyarakat.

Dalam video Vatican News di YouTube, tampak Paus Fransiskus menicum kaki para narapidana yang diposisikan di atas sebuah wadah, kemudian disiram air dari kendi. Setelahnya, Paus Fransiskus membersihkan kaki mereka dengan handuk putih dan menciumnya.

Salah satu wanita yang kakinya dibasuh langsung mencium tangan sang Pontifex usai prosesi selesai.


Orang-orang yang kakinya dicuci jelang hari Jumat Agung ini tidak hanya orang Italia, namun hadir dari beberapa negara, serta memiliki usia berbeda-beda.

Paus Fransiskus turut mengadakan misa di chapel penjara bersama para narapidana. Menteri Kehakiman Italia, personel keamanan, dan staf penjara ikut melakukan misa.

Kemudian, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Yesus merupakan sosok pengampun, serta pernah mencuci kaki orang yang mengkhianatinya. 

Pontifex meminta agar masyarakat mengikuti semangat untuk melayani dan mengampuni satu sama lain.

Dikutip AP, Jumat (15/4/2022), tahun ini prosesi Jalan Salib Jumat Agung yang diterangi obor di Roma kembali ke tempat tradisi di Colosseum kuno setelah absen selama dua tahun karena pandemi virus corona.

Vatikan telah mengundang seorang wanita Rusia dan seorang wanita Ukraina, yang bekerja bersama di satu rumah sakit Roma. Kedua wanita itu akan membawa salib bersama selama prosesi.

Namun hal itu membuat marah beberapa warga Ukraina, termasuk duta besar negara itu untuk Takhta Suci dan uskup agung Kiev.

Keberatan Ukraina berpusat pada apakah sikap seperti itu yang menyiratkan rekonsiliasi, cocok, mengingat invasi Rusia terhadap tetangganya dan perang yang sedang berlangsung melawan rakyat negara itu.

Vatikan masih melanjutkan prosesi barisan peserta, yang bergiliran membawa salib ringan selama prosesi, yang dipimpin oleh Paus dan mengenang kematian Yesus dengan penyaliban.

Editor: