JAKARTA - Sejak awal November, isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju kembang kempis. Padahal, banyak analis menilai perombakan kabinet di tengah makin dekatnya tahun politik dan bertambah gemuknya koalisi adalah keniscayaan. Siapa bermain di balik isu ini?

Sempat tersiar desas-desus bahwa perombakan kabinet jadi dilakukan Presiden Joko Widodo pada Rabu 8 Desember 2021. Isu itu bahkan dikonfirmasi sejumlah petinggi partai koalisi.

Selain itu, kepercayaan bahwa reshuffle diumumkan atau dilaksanakan pada Rabu pekan depan didasari kebiasaan Jokowi mengumumkan atau mengeksekusi keputusan penting pada hari Rabu Pahing atau Pon, mengikuti penanggalan jawa. Kebetulan, Rabu 8 Desember 2021 adalah Rabu Pon.

Tetapi rumor politik itu ‘diaborsi' oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, dua hari lalu.   Dia menegaskan belum ada rencana perombakan kabinet, setidaknya sampai hari itu.

Pratikno mengatakan, saat ini semua menteri dan wakil menteri terus bekerja seperti biasa. Apalagi, dunia sedang di bawah ancaman varian baru virus corona bernama Omicron. Katanya, pemerintah mengantisipasi agar perekonomian tetap bergerak dan penyebaran COVID-19 tetap terkendali.

Isu perombakan kabinet menguat sejak pertemuan petinggi partai koalisi dengan Presiden di Istana Negara, Rabu 25 Agustus 2021. Yang menjadi perhatian, kala itu pertemuan turut dihadiri Ketua Umum dan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), yang kemudian disebut sebagai Sahabat Baru Koalisi Jokowi. Hampir pasti PAN segera menerima jatah kursi menteri.

Selain itu, ada desakan agar Jokowi mencopot menteri-menteri yang fokus kerjanya mulai kendur karena urusan pencalonan di Pilpres 2024, juga terpaku target suara partai dalam Pemilu Legislatif.